Rabu, Februari 20, 2008

Untuk Si Tua Ayah

Untuk ayah
Kuingat tatapmu yang dalam
Tak kalut meski kau hanya bisa diam, tersenyum, dan menangis sekaligus
Kau tahu dan telah jelajahi setiap sudut labirin hidup
Kau berikan senyuman atas semua pesona yang singgah
Kau tak bergeming kala desakan serba manis mendekat
Kau tetapkan hidup dalam indahnya wajah tanpa noda
Kini kurindu padamu … rindu untuk memelukmu
Ku rindu kau selalu datang Dan Hadir Dalam Angan - angan ku
Ku hanya bisa duduk Terdiam dan tetes air mata
Perjuangan mu sangatlah berat untuk mencari nafkah demi keluarga mu
Ayah aku selalu rindu kepadamu ....

Kacau Rasa Makna

Hati hilang rasaJiwa tak lagi kenali
Detik tak termaknai
Masa lewat seolah tak menyapa
Galau menyita setiap makna
Nanar menyimpan pedih di kedalaman
Di mana ia hingga lelah mencari
Lelah menanti sesuatu kembali
Rindui setiap langkah pasti
Jadi dan ingin menjadi
Sekedar segera temui di mana sembunyi
Lalui banyak hari tak peduli
Kreasi ingin terbubuhi
Harap tetap menunggui
09:20 pm 01407 teh hangatku lumatkan dingin menyelimuti kala kehilangan

Hidup

Hidup adalah langkah demi langkah
Hidup adalah tawa demi tawa
Hidup adalah tangis demi tangis
Hidup adalah hari demi hari
Hidup adalah mimpi demi mimpi
Hidup adalah harap demi harap
Menggilai hidup untuk hidup
Hidup adalah esok
Hidup adalah lusa
Dan hidup adalah tersadar dari mimpi
Hanya ingin temukan hidup; [“in the same moment”]

Luruh

Di ujung senja termenung di antara sunyi
Hanya ingin menyendiri meski tak ada kalut
Coba temukan mimpi di bawah cakrawala nan redup
Esok terlalu dini untuk ditemui karena kini belum terwarnai
Biarlah berdiri menunggu dan terhampiri hanya sekali
Bersama batang dan daun kering terjatuh
Bara dalam dada kan tutupi gundah tak tercurah
Waktu tak kan menunggu tapi pasti kan terlalui
Hari akan berganti meski tak kan tertandai

Puisi Lara

Rentang malam tak lagi mampu terlalui
Lara menjerat bagai badai menempa pasir
Cahaya buram nampak tanpa kemilau
Angin berlalu sekejap tanpa sapa
Kuncup Bunga terkulai, daun berguguran
Dan ranting patah tak termaknai
Sejurus menengadah …
Lantas pergi bersama elegi
Sedih tak tau rasa larut malam di atas kloset hehehe….