Senin, Maret 03, 2008

Biarpun Bisu Lumayan

Sungguh biadab kelakuan Bangun, 45. Sebagai paman tak bisa melindungi ponakannya yang bisu tuli. Justru kebisutulian Tatik, 20, tersebut dimanfaatkan untuk “penak-penakan” hingga hamil. Keruan saja polisi Polres Trenggalek segera menekuknya.
Orang macam Bangun ini memang aneh.Istri sudah punya, masih juga celamitan melirik perempuan lain. Mending jika yang diincarnya wanita normal yang gersang (seger merangsang) dan menjanjikan. Tatik ini kan ngomong saja mejen,karena tuli semenjak lahir. Tapi memag, lepas dari ketidak normalannya tersebut, bodinya seksi menggiurkan, putih lagi. Siapapun yang belum mengenalnya, pastilah kontak dia punya pendulum.
Lelaki model Bangun imannya memang kelewat tipis, mirip kondom sutra. Tak perduli bahwa Tatik adalah anak dari kakak sendiri, dia telah membayang-bayangkan kapan bisa menyetubuhinya bak istri sendiri. Soal tuli dan bisunya tak jadi masalah. “Justru karena bisunya itu aku bisa memanfaatkannya,” begitu batin Bangun yang mulai menjurus ke hal-hal yang mesum.
Otak Bangun memang kelewat jorok. Sejak bertekad mencicipi tubuh mulus si gadis, dia rajin merayu-rayu sang ponakan. Suatu ketika dia berhasilah menggauli Tatik.Tapi saat dia menggarap si gadis bisu tersebut, barulah sadar bahwa Tatik tidak lagi asli segelan plastic. Ibarat jalan, sudah tanpa “gajlugan” lagi, langsung saja nyeplos entah ke mana.Ah ternyata Bangun bukanlah orang pertama.
Ya, Bangun mestinya menaruh iba pada ponakan yang telah menjadi “piala bergilir”. Namun justru sebaliknya, ketidakperawanan Titik dianggap sebuah legitimasi untuk menggauli kapan saja. Toh sudah rusak ini, atau : karuwan le rusak (biar rusak sekalian). Karenanya, sejak “kecele” tersebut dia menjadi makin rajin menggauli ponakan sebagai ajang penak-penakan.
Akan tetapi yang namanya barang batil, pastilah akan ketahuan. Itu pula yang terjadi. Baru beberapa kali menggarap Tatik, tahu-tahu hamil. Dalam bahasa isyarat dia mengaku bahwa ada 5 pemuda yang menodai dirinya.Tentu saja warga Sumberdadi Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek ini jadi bingung. Bagaimana harus menyelesaikannya. Apakah mungkin diundi tanpa izin Depsos, biar bebas pajak?
Nah, meski pahit akhirnya cara itu pula yang ditempuh. Lima pemuda yang dicurigai lalu dikumpulkan, dan kemudian Tatik diminta menunjuk siapa yang layak jadi suaminya, berdasarkan “jejak rekam” selama ini. Apa lacur, si bisu menunjuk Bangun. Otomatis mau tidak mau, dia harus bertanggungjawab mengawini ponakan sendiri. Tapi bagaimana pula ditilik dari hokum agama Islam? Mana mungkin ponakan sendiri dinikahi?
Kalau setan sudah berkuasa, ya beginilah akibatnya.

Tidak ada komentar: