Senin, Maret 03, 2008

Mewaspadai Bekas Selingkuhan

Sekali suami selingkuh, seumur hidup istri tak percaya lagi. Karenanya Ny. Untari, 35, dari Lampung ini jadi ngamuk ketika wanita bekas selingkuhan suami ngglibet pura-pura belanja ke kiosnya. Langsung saja Ida, 29, dicakar habis. Bahkan temannya ketika melerai ditimpuk batu bata sekalian, pletakkkk!.
Emosi wanita bisa meledak-ledak, ketika bersinggungan dengan urusan cinta. Dia menjadi sensitive ketika cintanya kandas. Dia pun akan menjadi galak macam harimau saat cintanya dikhianati. Dan itu pula sikap Untari saat mengetahui ternyata Jamal, 40, suaminya diam-diam memiliki WIL (Wanita Idaman Lain). Untuk meninggalkan dengan membawa hatinya yang luka, dia tak tega lantaran sudah ada beberapa anak. Tapi hidup berdampingan dengan lelaki buaya, juga sungguh menyiksa batin.
Namun beruntung Untari masih memiliki solusi terbaik. Ketika suami ketahuan punya gendakan baru setahun lalu, baik Jamal maupun Ida selaku selingkuhan diajak duduk bersama. Mereka berunding untuk mencari solusi terbaik. Dengan pernyataan di atas meterai Rp 6.000,- mereka berjanji tidak akan meneruskan hubungan gelapnya. Bahkan Ida juga minta maaf karena tak tahu bahwa selama ini Jamal ternyata sudah berkeluarga. “Wong ngakunya kala itu dia duda tanpa anak,” kata Ida setahun lalu.
Dokumen pernyataan sikap itu disimpan rapi oleh Untari. Tapi dalam hati kecilnya, meski berusaha menutup lembaran masa lalu tersebut, dia sama sekali tak bisa lupa akan pengkhianatan Jamal. Sampai mati, itu. Karenanya, sejak Traktat (perjanjian) Lampung ditandatangani, dia selalu meningkatkan kewaspadaan nasionalnya. Memang, Untari kadung tidak percaya pada suami sendiri. Kan lelaki itu kadang ibarat anjing, biar di rumah sudah diberi makan cukup, di luar ada kotoran disikat juga!
Istri Jamal ini memang selalu berjaga-jaga, lantaran juga tidak percaya 100 persen atas pernyataan sikap si Ida non Leman itu. Baginya, kaumnya juga seperti kucing. Biar bandeng goreng tersebut sudah ditutup tudung saji, masih juga dicoba diangkat biar bisa dinikmati. “Terang bulan terang di kali, buaya hidup disangka mati. Jangan percaya mulut si tuan putri, berani sumpah bisa selingkuh lagi,” kata Untari berpantun ria.
Rupanya naluri kewanitaan Untari tepat sekali. Sebab meski sudah ada “Traktat Lampung”, dia dapat informasi bahwa Ida masih suka berhubungan dengan Jamal suaminya. Karenanya, kecurigaan kembali dikembangkan. Jangan-jangan dari hubungan lewat telepon itu kembali dilanjutkan dengan hubungan intim bak suami istri lagi. Tapi bagaimana pula untuk membuktikannya? Wong “burung” Jamal selama ini juga belum pernah dipasangi spedometer.
Ini yang tak diperkirakan oleh Ida. Dikiranya mendung itu telah lenyap dari langit Bandar Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Lampung Tengah, dia iseng-iseng nyambangi kios Untari tempat berjualan compact disc. Selain hendak beli CD, juga untuk melihat perkembangan batin istri bekas selingkuhannya tersebut. Untuk berjaga-jaga, dia sengaja mengajak sahabatnya Umi, 27. “Semoga badai telah berlalu,” pikir Ida tanpa memberi tahukan bahwa pemilik CD ini setahun lalu musuh politiknya bercinta.
Malang tak bisa ditolak, untung tak bisa diraih; baru saja Ida masuk kiosnya, emosi Untari langsung terbakar, bak api disiram bensin. Ketika musuh bebuyutan mengajak bersalaman dan menanyakan kabarnya selama ini, tangannya malah ditampel. Lalu mulutnya pun nyerocos habis-habisan, memaki habis Ida dengan mengungkit kembali segala kelakuannya selama ini. Tentu saja Umi terkaget-kaget, karena selama ini tak tahu tentang “jejak rekam” kelakuan Ida selama ini.
Akhirnya Ida pun mencoba menangkis segala tuduhan Untari. Tapi akibatnya fatal, dia malah dicakar dan dijambak rambutnya. Umi sebagai sahabat mencoba melerai pertikaian itu, tapi malah dapat pula cakar yang sama, tanpa sop tentu saja. Gemparlah sederet kios di Pasar Bandarjaya tersebut. Untuk mencegah insiden lebih parah, Umi mencoba menarik Ida diajak pergi. Tapi dia malah ditimpuk batu sekalian oleh Untari, pletakkk. Dalam kondisi kepala bocor dia melaporkan kebrutalan Untari tersebut ke Polsek Terbanggi Besar.
Habisnya, orang sedang emosi kok diladeni.

Tidak ada komentar: