Senin, Maret 03, 2008

Istriku Ternyata Jelek

Cari istri memang tak seperti beli barang elektronik di toko, bila tak cocok bisa ditukar tambah. Karenanya, Sarino, 31, yang kecewa lantaran Mintul, 23, istrinya berwajah jelek dan diolok-olok teman, tega menelantarkannya meski sudah hamil 6 bulan. Akibat ulahnya tersebut, kini dia dilaporkan istrinya ke polisi.
Ini kisah suami yang belum matang menempuh biduk rumahtangga. Usia sudah kepala tiga lebih, rambut juga sudah tumbuh di mana-mana. Tapi cara berpikir Sarino masih mbocahi benar. Hanya diledek teman-teman istrinya jelek amat, dia jadi menyesal dan bermaksud meninggalkannya. “Kalau barang bisa ditukar tambah di toko, lha kalau anak orang gimana ya?” kata Sarino dengan sejuta rasa bimbang.
Nikah dengan Mintul, sebenarnya belumlah lama, baru setahun lalu. Sarino yang tidak mahir berburu perempuan, dalam usia 30 tahun kala itu belum juga punya gebedan. Padahal orangtuanya di Ngaglik, Kabupaten Sleman (DIY) sudah rindu banget segera momong cucu. Saat didesak orangtuanya, Sarino sempat berkelit bahwa belum siap berkeluarga lantaran penghasilannya belum memadai.
Tetapi lama-lama keluarga tahu bahwa titik persoalan bukan di situ. Ternyata Sarino memang belum punya pacar. Jangankan pacar, sir-siran (taksiran) juga nihil. Maklumlah, ketika sekolah di STM Kotagede dulu, temannya semua lelaki, jadi dia kurang akrab dengan kaum hawa. Taksiran memang ada, tapi Sarino selalu takut mendekati. Akibatnya ya selalu ketinggalan kereta. Dia baru dedek (naksir), pemuda yang lain sudah mek (memegang). “Payah kamu, bergaul dengan cewek saja takut, apa lagi menggauli,” ledek teman-teman Sarino selalu.
Akibat Sarino selalu tarsuk-tarsuk setiap diminta menikah, keluarganya segera mengacu program Siti Nurbaya, artinya dijodohkan secara paksa. Kebetulan keluarga Sarino di Prenggan masih Kotagede juga, memiliki sahabat yang punya anak perawan. Cantik sih tidak, tapi dibilang jelek juga jangan. Pokoknya pantaslah menjadi teman hidup Sarino. Walhasil, baru sekali si bujang lapuk nontoni (melihat calon istri), lamaran langsung digelar. Celakanya, tanpa lewat uji kelayakan segala keluarga Mintul langsung menerimanya.
Meski hak azasinya diperkosa, Sarino tak bisa menolak pilihan orangtuanya. Betapapun belum bisa mencintai Mintul, jadi juga dia mengawininya. Resepsi digelar meriah. Ketika malam pertama berlangsung, meski katanya tidak mencintai Mintul, nyatanya gliyak-gliyak (pelan tapi pasti) berjalan mulus. Buktinya, sejak itu Sarino rajin mandi wajib. Setiap keluar dari kamar pengantin selalu sumringah, meski wajahnya masih nampak pucat karena tenaga terlalu banyak diforsir.
Agar lebih dekat dengan tempat kerjanya di Yogya, sengaja Sarino tinggal di rumah istrinya. Tapi ketika istri baru tersebut sering dibawa pulang ke kampungnya di Ngaglik, ternyata teman-temannya malah meledek dan menertawakannya. Kata mereka, wajah dan penampilan Mintul tak sebanding dengan Sarino sebagai suaminya, terlalu njomplang! “Oalah No, Sarino, wong kaya kucing diraupi ngono kok dipek bojo (orang bertampang macam kuncing mandi begitu kok diambil istri),” olok-olok teman sekampung.
Maksud teman-teman sebetulnya sekadar guyon, sebagai tanda keakraban. Tapi ternyata Sarino yang masih mbocahi menganggap sebagai hal serius. Dia lalu mencoba memperhatikan istrinya di kala tidur. Wah, ternyata memang jelek. Kulit item, rambut agak keriting, bibir tebal, kakinya macam bongkotan pring (pangkal bambu) tidak mbunting padi. Sudah begitu, kalau tidur Mintul ngorok dan bikin peta di bantal alias ngiler. Wah, wah, memang jelek sekali.
Akhirnya Sarino termakan ledekan teman-teman. Ketika istrinya hamil 4 bulan langsung ditinggalkannya. Tak pernah diberi jaminan materil, apa lagi onderdil. Di cari di rumah Ngaglik, ternyata Sarino juga tak pernah pulang. Dengan perut membesar usia 6 bulan, beberapa hari lalu Mintul terpaksa mengadu ke Polda DIY, minta agar suaminya dikenakan sanksi hukum setimpal. “Masak, hanya karena diledek teman-teman, aku lalu ditelantarkan. Maunya si aku ya cantik seperti Siti Nurhaliza,” kata Mintul di kepolisian.
Ha…, seperti Siti Nurhaliza? Yang nulis juga mau lah

Tidak ada komentar: