Senin, Maret 03, 2008

"Kartu Mati" Sang Kekasih

Tatkala cinta sedang menggebu-gebu, lelaki bisa berbuat aneh-aneh. Seperti Trisno, 38, dari Bojonegoro (Jatim) ini contohnya. Untuk bikin “kartu mati” gadis yang ditaksirnya, dia sengaja merekam Darini, 22, saat bersetubuh dengan kekasihnya. Tapi yang terjadi, senjata itu malah makan tuannya!
Aneh sebetulnya. Trisno yang sudah punya anak istri, kok masih bisa tertarik pada gadis lain. Lalu apa artinya khotbah nikah yang didengarnya sepuluh tahun lalu. Kala itu di KUA Kecamatan Dander, Trisno diceramahi Pak Penghulu bagaimana menjadi suami yang bertanggungjawab pada istri dan anak-anaknya. Bagaimana seorang suami harus setia pada pasangannya. “Meleka sing amba, yen wis entuk banjur merema sing dipet (buka mata lebar-lebar, setelah dapat jodoh lalu tutuplah mata rapat-rapat),” kata pak naib.
Oleh Trisno guru SD yang tinggal di Desa Jatiblimbing Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro, pesan dan nasihat Pak Penghulu tersebut dipatuhi secara konsekuen, dipundi-pundi (dihormati) bak azimat revolusi jaman Bung Karno dulu. Dia membina rumahtangganya secara baik dan benar, dalam rangka menuju keluarga sakinah yang mawadah wa rahmah. Prinsipnya: hanya ada satu wanita dalam hatinya, yakni Fatikah, ya istrinya tersebut.
Namun itu duluuuuu…! Ketika manusia menginginkan perubahan, berubah pula prinsip dan gaya hidup Trisnol Lebih-lebih setelah kenal dengan gadis Darini yang tinggal di Nggrowok kecamatan sama. Kesepakatan cintanya pada istri mulai longsor sebagaimana yang di Tawangmangu, Solo. Trisno mulai membanding-bandingkan, pilih ibunya anak-anak, atau Darini yang seksi dan berpantat kentel itu? “Istri jangan ditinggal, tapi Darini juga jangan dilewatkan,” saran setan yang lumayan “moderat”.
Kemudian Trisno mulai mendekati mahasiswa PTS di Surabaya tersebut. Tak mau kalah dengan para kawula muda, dia mulai menebar pesona bak tokoh-tokoh partai saja. Tapi sayang, belum juga dipresentasikan aspirasi arus bawahnya, Darini sudah tak ambil peduli kisah cinta Pak Guru tersebut. Masalahanya sangat prisipil dan mendasar. Orang sudah punya anak istri kok mbagusi (sok-sokan) naksir gadis lagi. Ibarat main kartu, kartu Trisno sudah mati total.
Edan turut lurung (sepanjang jalan) rasanya Trisno ketika cintanya ditolak mentah-mentah oleh gadis yang seksi, putih bersih dan betis mbunting padi tersebut. Gara-gara “patah hati” tersebut, tahun baru 2008 menjadi demikian kelabu. Ditambah hujan melulu sepanjang malam, Trisno tak peduli lagi undangan para tetangga yang bakar ikan bersama Pak RT. Paling sial lagi, ketika mau “cari anget-angetan” bersama nyonya, wah…. Bu Guru baru palang merah coi!
Luka hati atas ditampiknya cinta, tak membuat Trisno berhenti memburu Darini. Dia mencoba menghalalkan segala cara, termasuk merusak hubungan asmara gadis itu dengan Heru, 25. Dia berharap, bila tali kasih kedua anak muda tersebut berhasil diputuskan, praktis Trisno akan muncul sebagai kuda hitam, jadi kekasih pengganti Darini yang sangat didambakan. “Dengan poligami aku siap sambut tahun baru 2008,” begitu tekadnya.
Akhirnya Trisno mendadak jadi paparazzi laiknya. Sepertinya Darini ini selebritis yang jatuh njengkelit bisa jadi duit, kemana saja dia pergi bersama kekasihnya lalu dibuntuti Trisno dengan berbekal kamera HP. Nah, ketika Darini – Heru masuk sebuah kamar di Desa Pungpungan Kecamatan Kalitidur, kamera HP-nya pun beraksi. Meski hatinya sakit, dia mencoba mengabadikan ketika Darini disetubuhi oleh kekasihnya. Sononya merem melek keasyikan, Trisno juga merem melek karena kelilipan!
Begitu jadi foto, gambar mesum tersebut ditunjukkan pada keluarga Darini di Nggrowok. Berterima kasihkah orangtua sigadis atas info yang spektakular tersebut, putuskah hubungan asmara Darini - Heru? Sama sekali tidak. Dengan alasan pencemaran nama baik, Pak Guru Trisno dilaporkan ke Polsek Dander. Maka dengan langkah gontai Pak Guru pemburu “kartu mati” ini digiring ke kantor polisi. Seperangkat komputer berikut gambar-gambar mesum itu dijadikan barang bukti.
Umur hampir kepala empat, kelakuan Trisno masih kayak ABG.

Tidak ada komentar: