Senin, Maret 03, 2008

Cemburunya Kaum Lesbi

Cinta bukan monopoli kaum lelaki dan wanita. Wanita lesbian pun juga memiliki, bahkan lebih dasyat. Lihat saja kelakuan Risa, 27, wanita dari Indramayu (Jabar) ini. Begitu pasangannya dalam kehidupan lesbi menikah normal dengan lelaki, dia langsung main tusuk jass jesss jusss!
Ini kisah kehidupan wanita tidak normal. Namanya Risa, secara onderdil dia kaum wanita, tetapi jiwanya lelaki. Karenanya dia tak pernah tertarik pada pria ganteng. Dirayu-rayu sampai capek pun Risa takkan tergugah nafsunya pada kaum Adam. Sebaliknya, ketika ketemu wanita cantik dan lembut seperti dirinya, dia malah terbit dan bangkit gairahnya. Andaikan dia punya pendulum sebagaimana lelaki, pastilah kontak blip, blip, blip.
Usia 25 tahun kala itu, Risa belum menemukan pendamping hidup, karena sama sekali tak pernah tertarik dan memikirkan. Lalu untuk mengisi hidupnya yang kosong, sengaja dia menjadi TKW di Dubai, memburu real. Di sana, perempuan dari Desa Brungkal Kecamatan Pagelaran ini ketemu sesama TKW dari Indramayu. Namanya Saroh, 25, asal dari Desa Sedadap Kecamatan Jantinyuat, Kabupaten Indramayu. Entah kenapa, meski sama-sama wanita, Risa merasa indah berbunga-bunga sewaktu berdekatan dengannya.
Merasa sama-sama orang Indonesia yang senasib sepenanggungan, Saroh pun menjadi akrab dengan kenalan barunya tersebut. Belakangan dia baru tahu bahwa Risa yang sama-sama wanita, ternyata tertarik pada dirinya dan mengajak hubungan sejenis. Mungkin Saroh juga punya bakat jadi lesbi, sehingga lama-lama meladeni ajakan risa. Keduanya pun lalu bercinta dengan gayanya sendiri. Risa berperan lelakinya, dan Saroh jadi wanitanya. Dalam dunia peritikan dan perbebekan, inilah yang dinamakan gandok!
Ya, selama menjadi TKW di Dubai, Saroh – Risa bagaikan suami istri saja layaknya. Mereka saling curhat bila ketemu, lalu berbagi cinta sebaimana layaknya pasangan suami istri. Sayang, ketika masa kontrak kerja keduanya habis, Saroh – Risa harus berpisah. Risa kembali ke Malang, dan Saroh kembali ke Indramayu. Namun demikian, keduanya masih suka kontak-kontakan lewat HP dan SMS.
Agaknya Saroh masih 100 persen normal sebagai wanita, baik secara moril maupun onderdil. Karenanya ketika menemukan jodohnya di kampung halaman, dia siap dinikahi Paidi calon suaminya. Risa sahabat dan “suami”-nya dalam dunia lesbi diundang pula untuk hadir dalam resepsi perkawinannya tersebut. “Datang bener lho ya, aku merasa berbahagia bila kau menyaksikan juga hari-hari bersejarahku ini,” begitu undang Saroh lewat HP Indramayu – Malang.
Namun ternyata, Risa menanggapi kebahagiaan Saroh secara minir. Dia justru cemburu dan merasa kehilangan atas perkawinan itu. Karenanya dia ingin bikin perhitungan dengan Saroh yang dinilainya telah mengkhianati jalinan cintanya yang suci murni bebas hama sundep beluk tersebut. Karenanya, kalaupun dia datang ke Indramayu, sama sekali bukan untuk mengucapkan selamat dan profisiat (PF), tapi untuk melabrak dan berusaha menggagalkan perkawinan tersebut.
Kecemburuan Risa demikian memuncak. Ketika tiba di rumah Saroh di Jantinyuat beberapa hari lalu, kebetulan akad nikah baru saja usai. Saat pasangan pengantin masuk kamar untuk ganti baju resepsi, mendadak Risa masuk dan menyerang Saroh. Beruntung sebelum pisau itu dapat sasaran, Paidi berhasil mengamankan sang istri, meski dia sendiri tertusak tangannya. Acara perkawinan pun gempar. Paidi dirawat di puskesmas, dan Risa ditangkap Polsek Jantinyuat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Tidak ada komentar: